Saat Suami Tak Bisa Lagi Nyetir, Kita Bisa Jadi Sopir Untuknya
![]() |
Pereview: Ananda Fadhila | Mahasiswi Fakultas Pendidikan Bahasa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis Blog www.anandafadh.com. |
EDENTS PUBLIKA,, Liburan semester yang membosankan ini aku isi dengan membaca buku-buku, komik-komik, serta berkutat dengan laptop dan handphone kesayanganku.
Salah satu buku yang kubaca untuk menghiasi libur suramku ini adalah Driving Story: “Dosen Kenthir Belajar Nyetir” karya seorang dosen Politeknik Negri Semarang (POLINES).
Covernya warna kuning, dengan animasi seorang perempuang berhijab yang nongol dari mobil. Cukup eye catching. Buku ini selesai kubaca dalam waktu sekitar sehari (karena disambi melakukan hal-hal lain).
Di dalamnya terdapat bookmarkimut. Buku yang menyediakan bookmarkmenjadi nilai lebih untukku.
Langsung aja kita kupas bagian dalem buku ini.
Saat kita buka daftar isinya, di sana terpampang jelas bahwa Dosen Kenthir Belajar Nyetir berisikan 27 DS alias 27 Driving Story. Yap, buku ini berisikan kumpulan perjalanan dan perjuangan belajar menyetirnya dosen POLINES, Ibu Nikmah Yuana. Selain dosen, Ibu Nikmah juga memiliki Rumah Baca “Sampun Maos”.
Semuanya dimulai dari Ayah (suami Ibu Nikmah) divonis gagal ginjal dan setiap dua kali seminggu harus melakukan hemodialisis atau cuci darah. Kemampuan motorik Ayah menurun drastis. Ayah yang dulunya sering menjadi imam dan mengisi khutbah saat Ied, sekarang solat saja sudah tidak bisa berdiri. Apalagi menyetir. Ibu Nikmah (kita panggil Ibu aja kali ya biar akrab) terpaksa belajar menyetir supaya bisa mengantar Ayah bolak-balik untuk cuci darah.
Ibu memulai perjalanan belajar menyetirnya di kursus mengemudi. Saat kelas mengemudi, tutor Ibu memvonis Ibu tidak bisa mengendarai mobil kopling. Lalu Ayah dan Ibu berniat membeli mobil matic. Tapi sayang, dua minggu setelah berniat, Ayah masuk rumah sakit selama tiga minggu karena gula rendah. Uang untuk membeli mobil matic habis untuk menebus obat. Dan akhirnya ibu bertekad belajar menyetir lagi, dengan mobil kopling yang ada di garasi rumah. Ibu kemana-mana selalu menggunakan mobil, sebagai sarana latihan menyetir. Kampus, parkiran Superindo, parkiran pasar, dan jalanan menjadi tempat Ibu berlatih.
Judul Buku: Driving Story; Dosen Kenthir Belajar Nyetir
Penulis: Nikmah Yuana
Penerbit: Media Edents Publika
Tebal: ix + 210 hlm/Bookpaper
Ukuran Buku: 11cm x 18cm
ISBN: 978-602-50528-0-4
Harga: Rp 45.000
Di buku ini, Ibu menceritakan kisah-kisah konyolnya saat belajar menyetir. Dari menabrak mobil dan SIM Ibu disita oleh korban yang ditabrak lalu saat akan mengambil SIM malah dikerjai. Menganggap kaca mobil rusak padahal hanya mengembun, sampai kisah keteledoran Ibu yang sampai 4 kali lupa mematikan lampu, dan alhasil aki mobil tekor berkali-kali.
Tak hanya kisah konyol, Ibu juga menuangkan kisah-kisah haru seperti kisah satpam-satpam kampus yang mau repot dorong mobil Ibu. Kisah flashback Ibu saat Idul Adha (karena ayah dulunya sering menjadi imam dan khotib, tapi sekarang sudah tidak bisa lagi), sampai diajarin nyetir sama preman angkot yang awalnya Ibu pikir adalah orang jahat.
Selain menceritakan kisah-kisah konyol dan mengharukannya, Ibu juga memberi tips-tips di setiap akhir babnya. Tips ini sangat membantu kita yang ingin belajar menyetir.
Satu hal yang sangat amat penting. Kisah Ibu memberi pembelajaran untuk para wanita, bahwa keahlian menyetir adalah hal yang sangat penting. Selain agar kita bisa mandiri (menyetir mobil sendiri), saat kelak suami kita tidak bisa lagi menyetir, seperti Ayah, kita bisa menjadi supir untuk suami kita. Wanita hebat adalah wanita yang bisa diandalkan dalam hal apapun! Setelah melahap habis buku ini, aku jadi kepikiran untuk belajar menyetir.
Lihat Koleksi Edents Publika
0 Response to "Saat Suami Tak Bisa Lagi Nyetir, Kita Bisa Jadi Sopir Untuknya"
Posting Komentar